Agile Development

 Metode XP

Sejarah

XP Pertama kali diusulkan oleh Kent Beck dan Ward Cunningham pada bulan Maret 1996, asal mula XP digunakan karena pada saat itu permintaan dari customer yang sering berubah dengan cepat sehingga mengakibatkan putaran kehidupan metode pengembangan perangkat lunak tradisional menjadi lebih pendek dan tidak selaras dengan metode tradisional karena pada umumnya memerlukan desain yang luas dan itu mengakibatkan perubahan desain yang terjadi dan tentu saja memerlukan biaya yang lebih tinggi. Tujuan XP adalah meminimalisir biaya yang diperlukan jika ada perubahan dalam pengembangan perangkat lunak.


Tahapan Model Dengan Metode XP

1. Planning (Perencanaan)
Tahapan ini merupakan langkah awal dalam pembangunan sistem dimana dalam tahapan ini dilakukan beberapa kegiatan perencanaan yaitu, identifikasi permasalahan, menganalisa kebutuhan sampai dengan penetapan jadwal pelaksanaan pembangunan sistem.
2. Design (Perancangan)
Tahapan berikutnya adalah perancangan dimana pada tahapan ini dilakukan kegiatan pemodelan yang dimulai dari pemodelan sistem, pemodelan arsitektur sampai dengan pemodelan basis data. 
3. Coding (Pengkodean)
Tahapan ini merupakan kegiatan penerapan pemodelan yang sudah dibuat kedalam bentuk user inteface dengan menggunakan bahasa pemrograman. 
4. Testing (Pengujian)
Setelah tahapan pengkodean selesai, kemudian dilakukan tahapan pengujian sistem untuk mengetahui kesalahan apa saja yang timbul saat aplikasi sedang berjalan serta mengetahui apakah sistem yang dibangun sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna. 

Kelebihan Extreme Programming (XP), yaitu:


Kekurangan Extreme Programming (XP), yaitu:


Contoh Kasus Metode XP


Penjualan pakaian di toko merupakan salah satu perdagangan yang sangat populer pada saat ini. Setiap hari, selalu ada orang-orang berdatangan untuk membeli pakaian sesuai keinginan mereka dengan mengikuti perkembangan tren pakaian yang begitu berkembang dengan cepat seperti yang terjadi di toko ST JAYA. Toko ST JAYA merupakan salah satu toko dari sekian banyak toko pakaian yang ada di pasar baru yang masih melakukan penjualan secara manual. Selama proses penjualan terkadang ada masalah yang sering timbul, seperti berulanngnya pencatatan penjualan, jumlah stok pakaian yang tidak sesuai dengan yang ada dan sebagainya. Tujuan dilakukannya penelitian ini adala
h untuk membuat sebuah system informasi berbentuk aplikasi web yang dapat mengolah data pakaian termasuk pada proses penjualannya dan juga pada proses laporan. Penulis menggunakan metode extreme programming untuk membuat aplikasi web ini. Dengan metode ini diharapkan dapat membantu dalam proses penjualan maupun dalam proses pengolahan data pakaian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Structured Design

Process Sycnhronization

Rapid Application Development